Rakorwil BEM SI Wilayah Papua Maluku Ke-I di Universitas Banda Naira, Ini Hasilnya

Jumat, 2 September 2022 06:19:21 | By UB- 203
Pimpinan Rakorwil BEM SI Papua Maluku.
Array

UPDATEBERITA. ID Banda Naira – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) wilayah Papua & Maluku pertama kali melakukan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Universitas Banda Naira, Maluku Tengah, Kamis (01/09/2022).

Rakorwil tersebut dibuka dengan kegiatan Talk Show bersama ketua Lembaga Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Alumni, Presiden Mahasiswa BEM Universitas Banda Naira, dan Presiden Mahasiswa BEM KM Universitas Musamus berlangsung selama 4 hari.

Rapat Koordinasi Wilayah perdana di Universitas Banda Naira tersebut juga menjadi langkah awal wilayah Papua dan Maluku untuk memperluas wilayah.

Berdasarkan hasil Musyawarah Nasional BEM SI Di Banjarmasin pada bulan Mei 2022 UBN telah resmi bergabung dan ditetapkan menjadi Peserta Tetap Wilayah Papua dan Maluku.

Sehingga dengan ini menjadi salah satu bagian kedua wilayah yang cukup besar ini diharuskan melakukan rapat koordinasi agar membahas isu sentral baik local maupun nasional sehingga hasil yang dibawa pada Rapat Kerja Nasional BEM SI Di Bali nanti pada bulan September 2022.

Berdasarkan pelaporan Koordinator Wilayah Papua dan Maluku, Presiden Mahasiswa BEM KM Universitas Musamus Merauke, Rizky Pattiasina mengatakan saat ini memang Papua dan Maluku memiliki isu yang cukup panas apalagi pada sector kelautan dan perikanan serta pertanian.

Sehingga perlu ada pembahasan yang massif untuk dapat menemukan solusi kongkrit dari permasalahan – permasalahan tersebut.

“Isu – isu ini harus di bawa pada Rakernas BEM SI sehingga Nasional dapat bergerak bersama menyelesaikan permasalahan yang kian memanas namun belum mendapat perhatian khusus, ” ungkap Presma Unmus, Rizky Patiasina.

Selain itu, Presiden Mahasiswa Universitas Banda Naira, Sukmawati Dewi Acan pada sambutan pembukaan Rakorwil mengatakan, saat ini hasil eksploitasi perikanan di wilayah Maluku sangat tinggi bahkan sampai berton – ton hasil ikan itu di buang di laut karena tidak sesuai ukuran konsumen.

Hal ini sangat mengganggu ekosistem air laut karena di temui berton ton bangkai ikan. Harusnya rencana Lumbung Ikan Nasional ( LIN ) di Maluku ini bukan hanya dijadikan isu perencanaan saja, butuh kepastian dari pemerintah Maluku agar masyarakat pun tidak dilemma dengan kebijakan tersebut.

Apa yang diharapkan kami dari Rakorwil ini tentu hasil yang dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat, sebab banyak yang dirugikan dari hasil eksploitasi kekayaan alam di Papua dan Maluku.

“Semoga apa yang dicita – citakan ini juga dapat dibawa dan didorong oleh BEM Seluruh Indonesia dan menjadi isu sentral di Indonesia, ” tutup Sukmawati.

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments